Headlines News :

Seksi Rohani Sanggar Indah Banjaran

.

Latest Post

Abi…Abi... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa..

Written By Forum Warga 08/11 Sanggar Indah Banjaran on Rabu, 13 Juni 2012 | 17.34


Kisah ini sungguh membuatku menangis...
Membaca kisah ini membuatku ingat akan Kebesaran Allah, ingat akan anak-anakku, dan ingat bahwa Allah selalu akan menyelamatkan keturunan orang-orang shaleh.. Allahu Akbar !

Kisah Hidup Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy

Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap tahanan penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.

“Hai…hentikan suara jelekmu! Hentikan…!” Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.

Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyundut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib… Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan.

Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz…Insya Allah tempatmu di Syurga.”

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.

“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ‘suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mau minta maaf dan masuk agama kami.”

Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap, “Sungguh…aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”

Sejurus saja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.

“Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.

“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!”ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.

Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya berang. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

“Ah…seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”

Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.

Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekacauan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.

Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang anak- anak laki-laki lucu dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Bocah lucu itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, “Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa….? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi…”

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, “Abi…Abi…Abi…” Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kemarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

“Hai…siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati bocah tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi…” jawabnya memohon belas kasih. “Hah…siapa namamu bocah, coba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah…” dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba “Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. “Hai bocah…! Wajahmu tampan tapi namamu bodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’…Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.”

Bocah itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitikkan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat perut laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria, “Abi…Abi…Abi…” Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bagian pusat perut.

Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, “Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tsa…” Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.

Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. “Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu…” Terdengar suara Roberto meminta belas.

Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,”

Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla Illaahailla llah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah…’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.

Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim Ulama di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…” Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah…

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. 30:30)

BUAT SEMUA ORANG YANG SEDANG BERSEDIH

Written By Forum Warga 08/11 Sanggar Indah Banjaran on Rabu, 06 Juni 2012 | 16.16


Aku punya beberapa pesan buat orang yang ingin TERSENYUM menghadapi KESEDIHAN !!!

(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
Karena senyum membawa kita kepada keyakinan kepada ALLAH ada yang jauh lebih baik daripada itu,
Bangkitlah dengan melakukan hal-hal yang baik !

(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
Karena sangat banyak orang-orang yang lebih menderita .
Beryukurlah .
Betapa ALLAH sudah memberi banyak kenikmatan untuk kita dibandingkan yang lain .
Bersyukur dengan apa yang didepan mata !


(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
Jangan gantungkan dirimu kepada orang lain .
Karena itu adalah sebab dari kehancuran diri !
Berpeganglah pada tangan ALLAH .
Pada saat orang-orang pergi entah kemana, satu persatu tiada yang peduli !

(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
Untuk sebuah kenyataan yang harus dihadapi .
Apapun yang terjadi adalah suratan TAKDIR ILAHI .
Kita hanya butuh kesabaran untuk menjalaninya !
Dan tiada lain ALLAH cipta kan semua itu untuk kebaik kan kita semata !

(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
Untuk sebuah perjalanan dimuka bumi .
Nikmatilah kesenduan ini .
Karena barangkali disanalah adanya ketenangan didalamnya !

(◕‿◕✿) TERSENYUMLAH (◕‿◕✿)
karena saat itulah kita akan menyadari ..
Innallaaha ma`ana .. La tahzan,

DON'T BE SAD !

Foto Pengajian Bulan Juni 2012

Written By Forum Warga 08/11 Sanggar Indah Banjaran on Senin, 04 Juni 2012 | 21.27










Foto selengkapnya silahkan klik gambar dibawah ini :




Ups...
Bila muncul informasi berikut :

berarti anda harus tambahkan Forwards sebagai teman silahkan klik gambar dibawah ini :



Kemudian klik tambahkan sebagai teman seperti dibawah ini

Terima kasih selamat bergabung
Salam Kompak !!!



Pengajian Bulan Juni 2012



Pengajian Bulan Juni 2012
Tanggal : 3 Juni 2012
Lokasi : Blok J VI
Ustadz : -
Tema : -
Jam : 20:00 WIB s/d selesai
(Untuk kelengkapan data mohon di sms ke 083820460256)

Lihat Foto yang lainnya silahkan klik : Foto Pengajian Bulan Juni 2012

Isi Ceramah :
...

Amalan Khusus di Bulan Rajab

Written By Forum Warga 08/11 Sanggar Indah Banjaran on Senin, 21 Mei 2012 | 08.52







Sebagian para ulama mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan persiapan untuk menghadapi bulan Sya’ban dan Ramadhan, adalah bulan-bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT, maka pada bulan ini para muslim dan muslimah disunatkan untuk memperbanyak amal ibadah terutama ibadah puasa sunah, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Raslullah SAW, dan para sahabat serta para tabi’in, dan orang2 saleh yang dimulyakan oleh Allah SWT.
Inilah adalah, Doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, ketika memasuki bulan Rajab,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
(Allahuma bariklana fii Rojaba wa Sya’bana wabaligna Romadhona)
Artinya : Ya Allah berkahi hidup kami di bulan Rajab ini, dan juga di bulan Sya’ban, serta panjangkan umur kami hingga bulan Ramadhon

Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya’ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, “Perumpamaan Rajab seperti angin, Sya’ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya.”
Rajab tergolong salah satu dari Al Asyahrul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharramdan Rajab. karena pada malam pertama bulan Rajab ini adalah malam terkabulnya doa2 yang dipanjatkan, sebagaimana sabda Rasululullah SAW,
“Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa didalamnya : awal Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam an Nahr Idul Adha)” (HR. Ibnu ‘Asakir)
Bulan Rajab ini juga adalah merupakan bulan Allah SWT. yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah SAW. bersabda,
“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku.” (Hadits mursal dari Al Hasan AL Bashri)
Dengan berdasarkan hadits di atas, maka sebagian Ulama juga menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah ‘Rajab bulan Allah’. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepada-Nya, kembali kepada-Nyadan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya.
Wahai sahabat muslim, mari kita perbanyak amal ibadah kita, dengan tujuan karena Allah SWT semata, untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti, semoga Allah meridhoi, Amien…
Bacaan ini dibaca pada pagi hari sebanyak 70x dan sore 70x
رَبِّ ١غْفِِرْْ لِيْ وَارْحََمْْنِىْ وَتٌبْ عَلَىََّ
(Rabbigfirlii warhamnii watub alayya)
Artinya kurang lebih, “Ya Tuhanku Ampunilah dosaku dan rahmatilah segala pertaubatanku”
Dan yang dibawah juga dibaca selama bulan Rajab, pada waktu pagi hari sebanyak 3x dan sore 3x
اََلِّّلهُمََ انت رَبِيْ لاِِِِاِِلََهََ اِِلا اََنْتَ خَلََقْتَنِيْ وَاََنَاعَبْْدُكََ وََاََنََ عََليَ عَهْْدِِكَ وََوََعْدِِكَ مَااسْتََطََعْْتٌٌ اََعُدُوبِكَ مِنْْ شَرِِّمَا صََنََعْْتََ وَاََبُوْءُلَكَ بِنِعْْمََتِِكَ عََلَيَََّ وََاََبُوءُُبِدَ نْبِ فَاغْْفِرْلِِيْْ فََاِِنََهُ لايََغْفِِرُالذُُّنٌٌوْبَ ِالااَنْتَ
Allahuma anta Robbi, Lailaha ila kholaqtanii wa anaa abduka wa anaa alla ahdika wawa’dika mastatho’tu a’udubika min sarrimaa shona’tu wa abuu ulaka bini’matika alayya wa abuu ubidanbi pagfirlii painnahu laa yagfiru ddunuuba illa anta
Kemudian Bacaan lainnya adalah
سُُُبْحَانَ الْحَيِّّ الْقَيُومْ
(Subhaanalhayyil qoyyum)
dibaca dari tanggal 1 sampai tanggal 10
سُُُبْحَانَ الله الا حَدِالصََّمَدْ
(Subhaanallahil ahadishomad)
dibaca dari tanggal 11 sampai 20
سُُُبْحَانَ اللهِ الّرَؤُوفْ
(Subhaanallahi rroup)
dibaca dari tanggal 21 sampai 30
Dan satu lagi kalau tidak sempat puasa, silahkan baca saja dua dibawah ini
سُُُبْحَانَ مَنْْ لاََ يََنْبَغِيْ التََّسْبِيْحُ اِِلاََّلَهُ سُُُبْحَانَ اْلاَعَزِّاْلاَكْْرَمْ سُُُبْحَانَ مََنْ لَهُ الْعِزُُّوَهُوَلََهُ اَهْلٌٌ
(Subhaana man la yan bagii ttasbiihu illa lahu, Subhaa nal a ajjilakram, Subhaana man lahul ijju wahuwa lahu ahluun)
WAllahu a’lam bi showabb


Amanat dari Ust. Asep silahkan klik : Do'a Bulan Rajab

Ozil “Real Madrid”: Al-Qur’an Menambah Kekuatanku

Written By Forum Warga 08/11 Sanggar Indah Banjaran on Selasa, 15 Mei 2012 | 20.58



Madrid. Ada banyak pemain sepakbola Muslim yang merumput di liga utama Eropa. Namun bisa dihitung dengan jari mereka yang bisa meraih prestasi hebat di klub dan memperkuat klub besar. Satu di antara pemain sepakbola Muslim yang beruntung adalah gelandang kreatif Real Madrid, Mesut Ozil.
Pemain berdarah Turki yang memperkuat timnas Jerman itu dikenal sebagai kreator keberhasilan Los Blancos merebut juara La Liga Spanyol musim ini. Capaian itu semakin melambungkan nama Ozil di kancah pesepakbolaan dunia.
Ternyata ada sedikit rahasia di balik tampilan gemilang permainan Ozil sepanjang musim 2011/2012. “membaca Alquran setiap sebelum kick-off,” ungkap Ozil menceritakan kunci sukses meraih prestasi bersama Madrid.
Saat ini, terdapat enam pemain Muslim yang membela Madrid. Lima pemain lainnya adalah Karim Benzema, Sami Khedira, Hamit Altintop, Nuri Sahrin, dan Lassana Diarra. Namun hanya Ozil dan Khedira yang rutin turun sebagai starter di bawah penanganan Mourinho.
Menurut Ozil, membaca beberapa ayat kitab suci umat Islam itu bisa memberinya ketenangan selama di lapangan. Tak heran Ozil dikenal sebagai pemain kalem di lapangan, meski laga berlangsung dalam tensi tinggi. “Alquran suci memberi saya kekuatan lebih untuk bermain dalam pertandingan dengan baik,” ujar eks pemain Werder Bremen itu. (Ajeng Ritzki Pitakasari/Erik Purnama Putra/ROL)


Sumber: http://www.dakwatuna.com

KASIH YANG TIDAK MENUNDA



Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.


Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,"Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.


Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?"


"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya."Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut


"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.


Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu"pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi"


Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya"


"Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu"


"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi."Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka""Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras.


Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis , matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya"Iya pa,. lain kali ya pa?"Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah."Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".


Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya.Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi.


Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih"Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama"


Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.Kini yang ada hanyalah penyesalan.Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana.. pun tidak terpenuhi.


Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali",...papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger"kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.


Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.


Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.


"Jessi dengar papa baca ya"selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi


"Jessi, papa mohon ampun nak""papa sayang Jessi!"


Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujud dan menangis memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.


Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.


ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ? 


BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALIBerilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang kita cintai. 


LAKUKAN SEKARANG!!!]


Strawberry

Informasi Dari Seksi Rohani

Assalamu'alaikum Wr. Wb. kami Ucapkan terimkasih kepada seluruh warga Rt. 08 Rw. 11 sehingga terlaksananya acara Pengajian bulanan pada tgl 3 Juni 2012, semoga kita mendapat pahala yang berlipat dan ilmu yang manfaat amin.
 
Support : Creating Website | Abu Luthfi | Sanggar Indah Banjaran
Copyright © 2011. Forwards - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Abu Luthfi
Proudly powered by Blogger